Kejadian ini membuat aktivitas warga terganggu,
terutama para PNS yang bertugas di lokasi perkantoran Kabupaten Nias Barat,
terlebih para pelajar harus bertaruh nyawa melewati derasnya air sungai.
Beberapa PNS yang enggan menyebutkan identitasnya
berkeluh, karena harus melalaui jalan alternatif lain yang jaraknya mencapai 20
km, ada juga yang nekat menyeberang melalui rangka jembatan yang terpampang di tengah
sungai.
Sementara menurut pengakuan warga, bantuan perahu karet dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias Barat baru tiba Rabu sore setelah air
surut.
Ketika dikonfirmasi perihal tindakan pemerintah
setempat, Kepala BPBD Yafeti Hia enggan memberikan tanggapan dengan alasan
sibuk. "Kapan-kapan saja ya, saya sedang banyak ketikan," katanya
sambil meninggalkan para awak media dengan menutup pintu ruangannya.
Baca juga di www.wartaekspres.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar