Senin, 21 Desember 2015

Dampak Demo Sopir: Dompet Petugas Kempes, Semangatpun Letoy


Terminal Blok M-Jakarta Selatan, tampak lengang, sepi penumpang, Senin (21/12/2015) kemarin, foto diambil skitar pk 15.30 WIB. Hanya ada 3 bus Metromini 71, 72 dan 75 yang beroperasi. (Foto: Abdul Karim Choiri).
JAKARTA – wartaekspres.com - Ada yang menarik untuk disimak, saat ratusan orang pengemudi bus Metromini turun ke jalan, melakukan aksi demo ke Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Perhubungan setempat, Senin (21/12/2015).

Gara-gara bus mereka dikandangkan oleh petugas Dinas Perhubungan, atas perintah Ahok,  Gubernurnya, sebab, sudah berulangkali, bus Metromini mengorbankan penumpangnya hingga tewas, dengan cara mengemudinya yang ugal-ugalan di jalan.

Belum lagi tidak lengkapnya surat-surat yang mereka miliki, bahkan, ada yang tak mempunyai SIM (Surat Ijin Mengemudi) yang wajib dimiliki oleh seorang pengemudi. Apalagi bus angkutan penumpang umum. Bus pun, kondisinya sudah tidak laik jalan, tapi lebih aneh lagi, karena mereka bisa memperoleh surat uji kier dari instansi yang berwenang.

Pasalnya, menurut para sopir taksi, pengojek , pedagang asongan, serta pedagang kaki lima di kawasan Terminal Blok M, Jakarta Selatan, yang ngerumpi menanggapi aksi demo tersebut, kepada wartaekspres.com yang mengoreknya, dikatakannya, bahwa ada yang diuntungkan, karena memperoleh rejeki melimpah dadakan hari itu, namun, ada pula yang disebutnya sebagai orang yang sudah kehilangan ATM,  mesin pemberi duit padanya, saat bertugas sehari-harinya, karena banyaknya Metromini yang dikandangkan petugas, celotehnya.

Yang diuntungkan secara mendadak Senin kemarin, saat demo berlangsung, adalah pengojek, yang bisa mengangkut penumpang korban akibat tidak adanya bus Metromini dan KOPAJA yang beroperasi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan.

Yang dirugikan, antara lain, para penumpang yang harus mengeluarkan uang ekstra, melebihi anggaran biasanya, sebab ongkos Ojek jelas lebih mahal dibandingkan dengan ongkos Metromini yang hanya Rp 4.000 per orang, untuk sekali jalan. Apalagi kalau naik taksi, jelas anggran yang harusnya bisa digunakan selama dua atau empat minggu, bisa habis dalam sehari itu, karena harus mengejar waktu menuju tempat kerjanya.

Pihak lain yang dirugikan, kata mereka, adalah petugas yang bertugas di Terminal Blok M. Alasannya, ketika Metromini masih beroperasi menuju berbagai jalurnya, setiap jam kerja sejak pagi, siang dan malam harinya, para pengemudi bus Metromini itu, seringkali dikutipi uang oleh oknum petugas yang sedang bertugas, antara Rp 2.000 sampai dengan Rp 5.000.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar