Jumat, 04 Desember 2015

Seribu Inspirasi Dari Jejak Kaki Kecil Gunung Marano


Oleh : 1000 Guru Sulbar

wartaekspres.com – Jemi Ngadiono, adalah penggagas terbentuknya Komunitas 1000 Guru. Pada awalnya hanyalah akun media sosial yang dibuat oleh satu orang. Akun ini berisi tentang tulisan-tulisan atau pun berita realita kehidupan pendidikan anak-anak bangsa yang sebagian besar sangat dekat dengan kata miris dan menyedihkan. Dengan kata lain jauh dari kabar menggembirakan untuk dapat dirasakan.

Akun ini pun berkembang menjadi group media sosial yang beranggotakan pemuda pemudi pemerhati pendidikan. Mereka aktif menulis berita ketika menemui peserta didik yang putus sekolah, yang bersekolah tanpa seragam, belajar tanpa papan tulis, guru tanpa gaji, gedung sekolah yang hamper roboh dan masih banyak lagi.

Merasa tidak cukup langkah, komunitas ini pun membentuk diri di kehidupan yang nyata. Meski hanya bermodalkan keyakinan tanpa sokongan materi dari pihak pemerintah dan dari pihak manapun, mereka bergerak perlahan untuk memberikan sumbangsih yang nyata bagi dunia pendidikan. Walhasil, komunitas 1000 Guru kini merambah hamper ke seluruh wilayah di Indonesia.

Bahu-membahu regional per-regional pun terus terbentuk hingga menyentuh hati-hati mulia anak-anak muda Sulawesi Barat. Atas dukungan dan koordinasi dengan 1000 Guru Makassar, 1000 Guru Sulbar resmi terbentuk pada tanggal 23 Agustus 2015. Merupakan regional ke-2 wilayah Sulawesi setelah Makassar.
Kegiatan rutin Traveling and Teaching ( TnT ) 1000 Guru Sulbar mulai dilaksanakan pada bulan Agustus lalu di DesaTubbi, Kabupaten Polewali Mandar sebagai kegiatan TnT pertama. Kegiatan ini ditujukan bagi siapa saja yang memiliki hobi traveling dan kepedulian yang sama pada dunia pendidikan daerah pedalaman.

TnT #2 baru saja terlaksana pada bulan November ini dengan menapakkan kaki di puncak Gunung Marano, Desa Marano, Kel. Sinyonyoi, Kec. Kalukku, KabupatenMamuju. Dengan diikuti oleh 39 anggota, terdiri dari tim inti dan volunteer (peserta).

Mereka berasal dari latar belakang pendidikan, pekerjaan dan profesi yang berbeda. Mereka adalah PNS/honorer, dokter, bidan, perawat, dosen, mahasiswa, anggota KPA, anggota club motor trail, penyiar radio, anggota Damkar. Jugabeberapa volunteer dari Jakarta, dimana salah seorang diantaranya fasih berbahasa Jepang.

Baca selengkapnya di www.wartaekspres.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar