Oleh : 1000 Guru Sulbar
wartaekspres.com – Jemi Ngadiono, adalah penggagas terbentuknya
Komunitas 1000 Guru. Pada awalnya hanyalah akun media sosial yang dibuat oleh satu
orang. Akun ini berisi tentang tulisan-tulisan atau pun berita realita kehidupan
pendidikan anak-anak bangsa yang sebagian besar sangat dekat dengan kata miris dan
menyedihkan. Dengan kata lain jauh dari kabar menggembirakan untuk dapat dirasakan.
Akun ini pun berkembang menjadi group media sosial
yang beranggotakan pemuda pemudi pemerhati pendidikan. Mereka aktif menulis berita
ketika menemui peserta didik yang putus sekolah, yang bersekolah tanpa seragam,
belajar tanpa papan tulis, guru tanpa gaji, gedung sekolah yang hamper roboh dan
masih banyak lagi.
Merasa tidak cukup langkah, komunitas ini pun membentuk
diri di kehidupan yang nyata. Meski hanya bermodalkan keyakinan tanpa sokongan materi
dari pihak pemerintah dan dari pihak manapun, mereka bergerak perlahan untuk memberikan
sumbangsih yang nyata bagi dunia pendidikan. Walhasil, komunitas 1000 Guru kini
merambah hamper ke seluruh wilayah di Indonesia.
Bahu-membahu regional per-regional pun terus terbentuk
hingga menyentuh hati-hati mulia anak-anak muda Sulawesi Barat. Atas dukungan dan
koordinasi dengan 1000 Guru Makassar, 1000 Guru Sulbar resmi terbentuk pada tanggal
23 Agustus 2015. Merupakan regional ke-2 wilayah Sulawesi setelah Makassar.
Kegiatan rutin Traveling and Teaching ( TnT ) 1000
Guru Sulbar mulai dilaksanakan pada bulan Agustus lalu di DesaTubbi, Kabupaten Polewali
Mandar sebagai kegiatan TnT pertama. Kegiatan ini ditujukan bagi siapa saja
yang memiliki hobi traveling dan kepedulian yang sama pada dunia pendidikan daerah
pedalaman.
TnT #2 baru saja terlaksana pada bulan November ini dengan
menapakkan kaki di puncak Gunung Marano, Desa Marano, Kel. Sinyonyoi, Kec.
Kalukku, KabupatenMamuju. Dengan diikuti oleh 39 anggota, terdiri dari tim inti
dan volunteer (peserta).
Mereka berasal dari latar belakang pendidikan, pekerjaan
dan profesi yang berbeda. Mereka adalah PNS/honorer, dokter, bidan, perawat,
dosen, mahasiswa, anggota KPA, anggota club motor trail, penyiar radio, anggota
Damkar. Jugabeberapa volunteer dari Jakarta, dimana salah seorang diantaranya fasih
berbahasa Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar